JAMU PUYANG YANG MELIMPAH
|
Kepala Desa Banjarejo, Agus Setya Budi (kanan) menunjukkan produksi jamu puyang di Desanya |
FORUM JURNALIS MADIUN, DAGANGAN - Meski tidak mudah di temui salah satu tanaman puyang(jamu) bisa di jumpai tanaman hutan tepatnya di pinggiran Desa Banjarejo Kecamatan Dagangan kabupaten Madiun Jawa Timur,yang ladang mereka rata-rata menjadi tanaman semak dan tidak di budidayakan secara kusus.
Sudah sejak lama puyang di gunakan untuk berbagai bahan baku jamu tradisional,prospek pengembangan jamu puyang bertamabah cerah sejalan dengan perkembangan industri obat moderen dan kecederungan mengunakan obat-obatan dari alam.
Selain bahan baku puyang jamu tradisional untuk mengusir encok dan pegal linu di Desa Banjarejo tanaman puyang tersebut melimpah, namun peluang tersebut kurang di minati masyarakat Desa banjarejo.
Petani penghasil jamu puyang Desa Banjarejo Mustopa mengungkapkan saat ini sedang seningrah harga jamu puyang,pasalnya tanaman puyang saat ini memiliki ekonomis tinggi,” dengan bertahanya harga jamu puyang kalau kering per kilogram Rp 9000,- sedangkan basah per kilogramnya Rp 1300,- meski di hutan banyak,sayang masyarakat Desa banjarejo engan mencari jamu puyang yang tumbuh lebat di hutan,padahal kalau di hitung dengan padi per kwintal hanya laku Rp 100.000,- sedangkan jamu puyang per kwintal laku RP 1000.000,-,” ujar Mustopa.
Di jelaskan komoditas jamu puyang merupakan tanaman hutan tinggal memanen,di cari di hutan banyak,itu tumbuhan sejak lama,” kalau ngak musim panen seperti sekarang ada 4 orang di hutan mencari puyang jamu, sedangkan kalau sehari 2 orang bisa dapat 35 kilogram di uangkan kali Rp 1300,- per kilogram menjadi Rp 45.500,-,” jelasnya Mustopa.
Sementara itu Kepala Desa Banjarejo Agus Setya Budi mengatakan puyang tersebut tumbuh di hutan dan tidak perlu menanam sudah tumbuh,”sayang masyarakat Desa Banjarejo dengan potensi alam hutan yang luas tidak di manfaatkan dengan baik,padahal dari pihak Perhutani mengijinkan untuk memanen puyang tersebut untuk menambah inkam pemasukan ekonominya,” terangnya.
Ia menjelaskan selain puyang untuk jamu ada juga porang yang tumbuh subur di lahan perhutani di sekitar Desa Banjarejo,” sayang masyarakat Desanya kurang berminat padahal melimpah kalau di kelola dengan baik,berharap masyarakat menyadari keberadaan puyang yang tumbuh melimpah dan bisa mendongkrak ekonomi masyarakatnya,”ungkap Kades Agus.
Kepala Desa Banjarejo Agus setya Budi juga menambahkan untuk RTLH(rumah tidak layak huni) Bu Suminem RT 8,Bu Kadinem RT 8,Pak Tulus RT 8 sudah di laksanakan dengan anggaran Rp 5 juta dan di dorong dengan swadaya tenaga,” sangat mendukung program RTLH untuk Dusun Gobang sekitar 25 % belum , Alhamdulillah ,ini berkat kerja keras dan keiklasan tim membantu memperbaiki dengan program RTLH” terangnya.
Menurut Agus RTLH merupakan prioritas Pemerintah Desa banjarejo ,tujuanya untuk mengetaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,ke depan Pemerintah Desa Banjarejo melakukan kerja sama untu mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan untuk DD (dana Desa) di prioritaskan fokus jalan sawah untuk meningkatkan ekonomi,serta memudahkan hasil panen bisa di bawa pulang ,’ kea rah sawah pertanian hampir 75 meter dan kekurangan jalan baru hamper 200 meter jalan tembus,dan itu jauh dari jalan raya,” tambahnya Kades Agus.
Suminem Dusun Gobang RT 8 salah satu mendapat RTLH(rumah tidak layak huni) mengatakan selama ini dirinya tinggal di rumahnya,setelah di perbaiki oleh Pemerintah Desa Banjarejo merasa gembira,” matur suwun Mbah Lurah,griyo kulo sampun di dandosi ( terima kasih Pak Kades,rumahnya sudah di perbaiki) ,” ungkapnya dengan iklas. (*)
Sumber Berita ; Jagad Pos