Desa Candimulya Alokasikan DD Untuk Pembangunan Infrastruktur

FORUM JURNALIS MADIUN, DOLOPO - Agar mobilitas warga lancar sehingga bisa mendongkrak perekonomian lokal, Desa Candimulya, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun menggunakan Dana Desa (DD) untuk pembangunan infrastruktur jalan yang sudah rusak.....

BUMDes Desa Tambakmas Berdayakan Masyarakat Melalui Unit Usaha Cor Beton

FORUM JURNALIS MADIUN, KEBONSARI - Desa Tambakmas, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun merupakan desa yang menonjol dibidang pertanian dan holtikultura.......

Desa Mejayan Pembangunan Untuk Kesejahteraan Warga

FORUM JURNALIS MADIUN, MEJAYAN - Sebagai jantung Ibu Kota Kabupaten Madiun, desa Mejayan, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun dalam melaksanakan pembangunan desa .....

BUDIDAYA BIBIT IKAN GURAMI DI DESA SIDOREJO KECAMATAN KEBONSARI KABUPATEN MADIUN

FORUM JURNALIS MADIUN, KEBONSARI - Ikan Gurami merupakan ikan asli Indonesia dan berasal dari perairan daerah Jawa Barat. Ikan ini merupakan salah satu komuditi perikanan air tawar yang cukup tinggi .....

PETANI CENGKEH DI DESA TILENG BUTUH CAMPUR TANGAN PEMKAB MADIUN

FORUM JURNALIS MADIUN, DAGANGAN - Tanaman cengkeh merupakan tanaman asli Indonesia, tanaman ini tumbuh subur di daerah pegunungan dan dataran rendah yang banyak curah hujannya .....

Tuesday 30 August 2016

Jenang Gempol, Salah Satu Makanan Khas Tradisional Desa Kranggan

Geger – Jenang gempol merupakan salah satu makanan khas tradisional yang ada di Desa Kranggan, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. Jenang Gempol yang terbuat dari tepung beras, kelapa dan gula merah ini diolah dengan cara yang sangat sederhana dan masih sangat tradisional menjadikan ciri khas dari masakan tersebut.

Seperti yang diceritakan Agustiah, salah satu pembuat jenang gempol di RT. 10, Dusun Krajan, Desa Kranggan, menurutnya, jenang gempol hasil masakan masyarakat Desa Kranggan ini rasanya luar biasa, selain memiliki rasa yang khas juga terasa gurihnya.

Usaha turun temurun yang sudah dirintis sejak 15 tahun yang lalu ini, setiap hari bisa menghabiskan lebih dari 1 Kg untuk masing – masing bahan baku. Dengan cukup 3 jam dalam proses memasaknya jenang gempolpun siap di sajikan dengan bumbu serabi dan kuah santan sebagai pelengkapnya.

“ Kalau dulu sehari bisa menghabiskan 15 Kg, karena kita setorkan ke pasar – pasar, tapi sekarang maksimal hanya bisa menghabiskan 2 Kg, “ Katanya.

Lebih lanjut dikatakan, untuk melakukan usaha jenang gempol ini tidaklah sulit dan tidak memerlukan modal yang besar namun cukup kemauan dan ketlatenan bisa berwirausaha di bidang dagang.

“ Untuk hasil penjualannya cukup lumayan, bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan membiayai anak-anak, karena bisa dipastikan jenang gempol ini tiap hari bakal habis terjual,” Jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kranggan, Sriyono, menuturkan hingga saat ini di Desa Kranggan sudah ada sekitar 20 orang penjual jenang gempol, dengan para pelanggan dan pembeli dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Kepala Desa Kranggan berharap usaha jenang gempol ini terus popular dan terus berkembang, sehingga bisa meningkatkan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat Desa Kranggan.

“ Yang jelas kita sangat mendukung perkembangan usaha ini sebagai salah satu gebrakan UMKM yang ada di desa, dan kedepan setelah terbentuknya BUMDes di tahun 2017 kita akan berusaha membantu para pedagang ini sehingga bisa terus berkembang dan ada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” Pungkasnya. (*).

Sumber Berita : Media Jatim Pos 

Sunday 7 August 2016

Desa Sumbersari Adakan Pelatihan Pembuatan Kue

SARADAN - Di eras saat ini pemerintah pusat sampai daerah telah mencanangkan bahwa warga masyarakatnya harus bisa kreatif dan inovatif dalam segala hal, terutama dalam hal peningkatan SDM dan ekonomi masyarakatnya. Dengan adanya ini, maka masyarakat Desa Sumbersari Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun, telah mengadakan pelatihan aneka macam kue baik kue kering maupun kue basah.

Peserta pelatihan ini diikuti oleh 19 orang warga masyarakat desa Sumbersari, pembina pelatihan diambil dari Balai Latihan Ketrampilan (BLK) Kabupaten Madiun yaitu dua orang Suyanto, S.Pd, dan Ninda, S.Pd selaku tutor (pembina pelatihan) bertempat di panti PKK desa Sumbersari (Balai Pelatihan Desa Sumbersari) lama pelatihan pembuatan aneka kue basah dan kering ini selama 30 hari, dimulai dari 26 Juni sampai dengan 26 Juli 20146.

Adapun aneka kue yang dilatihkan diantaranya kue kering : nastar, stick, busa kepiting, lidah kucing, makroni, pukis keju, bakpia, kukis sele kacang putri salju, sedangkan kue basah diantaranya : roti tawar, sele srikaya, roti manis isi saos, roti boy, donat ubi, roti goreng gula-gula, pizza mini, bakpau dan roti siopa.

Tujuan diadakannya pelatihan aneka roti basa dan kering dari BLK Kabupaten MAdiun untuk warga Sumbersari (Ibu-ibu PKK) ini adalah untuk menambah SDM dan peningkatan perekonomian warganya. Selama pelatihan berlatihan berlangsung sudah banyak warganya yang berdatangan untuk memesan kue kering dan basah tersebut berarti secara tidak langsung warga desa Sumbersari dan warga desa sekitarnya antusias untuk membeli produk aneka roti dan hasil pelatihan ini. Dengan demikian produk roti dari hasil pelatihan ini sangat enak dan harganya terjangkau. Dalam hal pemasarannya tidak mengalami kesulitan dan bahan bakunya sangat mudah di dapat.

Desa Sumbersari kecamatan Saradan Kabupaten Madiun dengan luas wilayah : 353.575 Ha, batas wilayah desa Sumbersari, sebelah utara Desa Sambirejo, sebelah selatan : Desa Sukorejo, sebelah barat : Desa Bader dan sebelah timur : Desa Klumutan. Desa Sumbersari terdapat 5 dusun diantaranha : Kasun Sumbersari : Subandrija, Kasun Patran I Abdul Kadir, Kasum Patran II Sugianto Kasun Kenep I, Suroto dan Kasun Kenep II Sukidi.

Perangkat Desa Sumbersari diantarnaya Kepala Desa : Prijo Wibowo, SE, Kaur Pemerintahan : Rudi Suprapto, Kaur Keuangan : Djarni, Kaur Umum Nur Kholis, Kaur Pembangunan : Sumawan, Kaur Kesejahteraan Masyarakat : Parsianto, Kebayan : Tholibin, Modin : Supono, uceng : Sadiman, Modin : Moh. Jaelani, Jogoboyo Subiyanto dan Kabayan Sri Kardati, sedangkan lembaga desa Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Ketua : Tedjo Harianto, BA, Sekretaris : Drs. Hery Susantoro, anggota : Suyoto, Parminto, Sutarno, Gamin Pranoto, Supono, Madi dan Mimin Dwi Jayanti. Adapun LKMD Ketua Ahmad Suyuti, Sekretaris : Djasmanto, Bendahara : Ilyas, seksi keagamaan : Suyitno, seksi keamanan dan ketertiban lingkungan : Harjito, seksi pendidikan dan kebudayaan Hanuri, Seksi kesehatan kependudukan dan KB : Suroto, seksi perekonomian dan Koperasi : Soeradji, seksi pembangunan fisik prasarana : Slamet seksi pemberdayaan perempuan Pratini Wahyu Utami, seksi lingkungan hidup Jaimin, seksi pemuda dan olahraga : Imam Syafi’i, dan seksi kesehatan lingkungan : Sumadi, semua lembaga yang ada di desa ini saling bahu membahu dan bekerjasama, bergotong royong dalam kemakmuran dan mensejahterakan warga masyarakat desanya. (*). 


Sumber Berita : Suara Media Nasional


Dana Desa Wayut Untuk Kesejahteraan Masyarakat

Kepala Desa Wayut, Jiwan, Subroto
JIWAN – Desa Wayut Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun mengerjakan Dana Desa untuk perbaikan jalan guna memperlancar ekonomi masyarakat Desa Wayut.

Kepala Desa Wayut, Subroto mengatakan pembangunan jalan Desa yang sudah 100% selesai sesuai dengan hasil musyawarah masyarakat Desa Wayut, teknisnya dana Desa di bagi secara merata untuk 4 titik, pertama perbaikan jalan Desa RT. 3 dan RT. 4 dengan volume 25x384 meter dengan dana Rp 75 juta, kedua di Dusun 2 jalan purbosejati perbaikan jalan Desa dengan volume 3 x 348 meter dengan dana Rp. 79 ,250 juta ada 2 tempat, ketiga RT. 16 perbaikan jalan desa dengan volume 2,5 x 256 meter dengan dana Rp. 50 juta, keempat pengaspalan jalan Desa volume 2,5 x 256180 meter dengan dana Rp. 60 juta, ungkap Kades, Subroto.

Lebih lanjut Kepala Desa Subroto berharap dengan adanya pengaspalan jalan Desa agar masyarakat bisa merawat jalan tersebut, swadaya timbul gotong royong karena merasa memiliki, karena jalan aspal tidak tahan dengan genangan air dan mudah rusak, maka masyarakat Desa Wayut bisa merawatnya.(*)

Sumber Berita : Jagad Pos

Desa Sidorejo Tingkatkan Produk Unggulan Keripik Ketela Berbagai Rasa

Kepala Desa Sidorejo, Wungu, Suradi, S.Sos
WUNGU - Desa Sidorejo Kecamatan Wungu Kab. Madiun dengan luas wilayahnya 297.799 Ha dengan batas wilayahnya sebelah utara kelurahan Banjarejo Kota Madiun, sebelah timur Desa Pilangrejo Kec. Wungu, sebelah selatan desa Sukosari Kec. Dagangan dan sebelah barat kelurahan Demangan Kota Madiun.

Desa Sidorejo dengan jumlah penduduk 5.592 jiwa laki-laki 2803 orang perempuan 2.789 orang yang memiliki beberapa lembaga desa diantaranya Kepala Desa Sidorejo : Suradi, S.Sos, sekretaris desa Mohmudin, kepala Dusun Balong; Suwarno, Kepala Dusun Bantengan Agus Santoso, Kepala Desa Ceper : Yanto, staff uruasn pemerintahan : Purwanto, Staf Urusan Umum Mudjianto, Modin : Supriyadi, Sambong Gayuh Prasetyo dan Kebayan : Suwadi.

Adapun Lembaga Badan Permusyawaratna Desa (BPD) Desa Sidorejo adalah ketua Edi Purwanto, M.Pd, anggota Yusuf Wibisono, Suyanto, S.Pd, Kliwon Karyanto, Choirul Anam, Isbani, Ahmad Darus, Sukartono dan Kuswadi sedangkan lembaga pemberdayaan dan kesejahteraan musyawarah desa (LPKMD) desa Sidorejo adalah : Ketua Siswoyo, sekretaris Edi Limawan, S. Sos, Bendahara Drs. Arif Marstyono, M.Si, Seksi Perekonomian dan Koperasi : Hartoyo, Seksi Pembangunan Fisik Prasarana : Sutrisno, Seksi Pemberdayaan Perempuan Dra. Ari Tri Lestari, Seksi Lingkungan Hidup : Suyitno, Seksi Pemuda dan Olahraga : Subarno dan Seksi Kesejahteraan Sosial Sujianto.

Desa Sidorejo Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun mempunyai beberapa produk rumahan (home industri) diantaranya kripik ketela rasa gandum dan krupuk beras rasa udang. Kedua produk unggulan milik Sri Suryani ini sudah berjalan kurang lebih 3 tahun yang lalu, walaupun usianya tergolong masih belia, tapi produknya kripik ketela rasa gandum dan krupuk beras rasa udang ini sudah banyak diminati para pembeli, terutama warga sekitarnya dan di desa-desa sekitarnya, karena rasanya yang enak, gurih dan renyah. Siapapun bila menikmati akan suka dan bisa menjadi ketagiahn, karena rasanya dan harganya yang sangat terjangkau dan murah. Home industri milik Sri Suryani ini mempunyai pegawai 5 orang, kripik dankrupuk milik Sri Suryani ini dijual masih mentah dan dikemas per kg harga kripik ketela rasa gandum per kg Rp.26.000 dan krupuk beras rasa udang per kg Rp. 20.000.

Dalam pemasarannya kripik ketela rasa gandum dan krupuk beras rasa udang tidak mengalami kesulitan karena pembelinya pada datang sendiri di tempat produksi dan juga banyak pemesannya baik lingkungan sekitar maupun tetangga desa sekitarnya (*). 

Sumber Berita : Suara Media Nasional

Dongkrak Ekonomi Warga Dengan Pasar Desa

PILANGKENCENG - Desa Sumbergandu Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun dengan jumlah penduduk 3.400 jiwa, laki-laki 1.730 jiwa dan perempuan 1.670 jiwa batas wilayah desa Sumbergandu Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun adalah sebelah utara Desa Kenongorjeo sebelah timur Desa Duren, sebelah selatan Desa Kedung Maron dan sebelah barat Desa Pilangkenceng. Adapun luas wilayah Desa sumber gandu adalah 176.208 Ha.

Desa Sumbergandu ini dipimpin oleh seorang Kepala Desa Slamet Joko Santoso dan Sekretaris desanya Priyadi juga dibantu beberapa perangkat desa diantaranya : Staff pemerintahan Gatot Sukarmanto, Staf Keuangan : Patmi, Staf Umum : Sugeng. Kasun I Suwarsih, Kasun II Sumanto, Kasun III Sarno, juga dibantu beberapa lembaga diantaranya Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang diketuai oleh Suyadi Ananto, S.Pd dibantu oleh Purwanto wakil ketua, Atik Susilowati, Sekretaris dan anggota Supriyono, Doni Anugerah WP, Eko Sarjono,S.Pd, Habib Dimyati, S.Pd dan Margono. Adapun lembaga pemberdayaan ketahanan masyarakat desa (LPKMD) di ktuai oleh Djiharyo, sekretaris Eni Purwati dan dibnatu beberapa seksi-seksi, semua lembaga di desa di Sumbergandu ini, sayuk rukun saling bahu membahu untuk membangun desanya demi kesejahteraan warganya.

Desa Sumberganu ini mempunyai dua pasar desa diantaranya pasar tradisional dan pasar hewan. Kedua pasar desa ini tempatnya saling berdekatan dan bukanya tiap pasaran pon dan kliwon. Kedua pasar ini sebagai aktifitas warga desa Sumbergandu. Pasar desa tradisional dan pasar hewan ini sangatlah penting sekali bagi warga desa Sumbergandu, karena dengan adanya kedua pasar desa ini bisa memperbaiki perekonomian warganya juga bisa menambah PAD desa Sumbergandu, kedua pasar desa ini, baik pasar tradisional maupun pasar hewan ini benar-benar sangat dibutuhkan sekali buat pertukaran dan perputaran hasil pertanian dan ajang komunikasi antara warga desa Sumbergandu dan desa-desa disekitarnya. (*). 

Sumber Berita : Suara Media Nasional

Memperlancar Jalan Pertanian Dengan Rabat Beton

PILANGKENCENG - Dengan adanya pencanangan ADD/DD oleh pemerintah pusat maupun daerah di peruntukkan desa-desa guna membangun desanya agar lebih makmur dan sejahtera. Dana ADD/DD ini besarnya sesuai dengan APBDES desa masing-masing dan digunakan untuk pembangunan di berbagai bidang baik fisik maupun yang lainnya, yang penting tidak melanggar aturan yang ada dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan desa masing-masing.

Kepala Desa Bulu Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun ISMILAH SULIATI Sekretaris Desa Salam, Staf Pemerintahan Sumadi, Staf Pemberdayaan : Suyadi, Kaur Kesra / Modin : Sumadi dibantu lembaga-lembaga lain diantaranya Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Ketua Sugeng Purwanto, SE anggotanya Dikut Siswadi, Sumiati, Darto, Mashudi, Wakidi, Slamet Riyadi, Tumbar, sedangkan dari LPKMD Desa Bulu, Ketua Drs. Suprayitno, anggotanya Supartono, Triyono, Sugiyono, Waryono, Kateno, Sumaji, Gunawan, Raji, Rita, Yatimun, Samiyono dan Samino.

Batas wilayah Desa Bulu Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun, adalah sebelah utara : Kabupaten Bojonegoro, Sebelah Timur : Desa Dawuhan, sebelah selatan : Desa Kenongorejo. Adapun luas wilayahnya 219 Ha dan jmulah penduduknya 3443 jiwa.

Desa Bulu dalam pemanfaatan APDDES melalui Dana ADD/DA digunakan untuk pebaikan dan pembangunan baik dalam bentuk fisik maupun kegiatan yang lainya, semua itu di peruntukkan demi kemakmuran dan kesejahteraan warganya. Pemanfaatan yang fisik dilaksanakan dalam bentuk cor rabat jalan menuju pemukiman penduduk dan dilahan pertanian. Pembangunan cor rabat jalan bertempat di dusun Bulu II RT.12 RW.02, volume yang dibanung : panjang 130 m x lebar 2,30m tebal 10 cm.

Adapun panitia pembangunan cor rabat jalan ini Ketua TPK : Drs. Suprayitno anggota Damiran dan Supadi, tenaga pelaksana pengerjaan cor rabat jalan ini oleh warga Desa Bulu, dikerjakan secara swakelola dan bergotong royong. Jalan yang dicor rabat ini sangatlah penting manfaatnya, buat masyarakat desa Bulu, guna memperlancar jalan hasil pertanian dan jalan masyarakat Desa Bulu khususnya Dusun Bulu II umumnya warga masyarakat sekitarnya. (*).

Sumber Berita : Suara Media Nasional

Realisasi Dana Desa Sumbergandu untuk Pengaspalan

Kepala Desa Sumbergandu, Pilangkenceng, Slamet Joko Santoso
PILANGKENCENG - Desa Sumbergandu Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun adalah Desa yang telah merealisakan Dana Desa (DD) program bantuan dari Pemerintah pusat melalui APBN tahun anggaran 2016,dan realisasi pengunaanya di salurkan guna rehabilitasi pengaspalan jalan,perbaikan saluran dan pengrosokan jalan dilokasi persawahan lingkungan Desa Sumbergandu.

Kepala Desa Sumbergandu Slamet Joko Santoso mengatakan program Dana Desa (DD) diperuntukan aspal jalan antara lain jalan mangis Rt 4 amapai 10 Dusun 1 dan 2 volume 3 x 500 meter dengan dana Rp 226 juta,pengaspalan jalan Ahmad Ilham Rt 19 sampai Dusun 3 dengan dana Rp 98,7 juta,pembuatan talut Rt 11 dusun 2 volume 100 meter lebih dengan dana Rp63,4 juta,perbaikan saluran Rt 6 sampai 7 dengan panjang 500 meter lebih dengan dana Rp146,9 juta,pengrosokan jalan sawah bengkok panjang 500 meter lebih dengan dana Rp 4,86 juta,” selain pengaspalan jalan lingkungan Desa Sumbergandu Dana Desa juga di gunakan perbaikan saluran dan pengrosokan jalan,dan untuk pelaksanaanya dikelola oleh tim pelaksana kegiatan Desa Sumbergandu dan sesuai dengan peraturan yang telah di tentukan ,” jelas Kades Slamet Joko Santoso.

”Alhamdulillah program DD (dana Desa)APBN sangat membantu masyarakat,kita ucapkan terima kasih pada Pemerintah Kabupaten Madiun,kususnya Bappemas Pemdes dan camat Pilangkenceng memberikan bimbingan dan arahan kepada pemerintah Desa Sumbergandu sehngga program ini berjalan dengan sukses,”pungkas Kades Slamet Joko Santoso.

Dana Desa Sumbergandu hakekatnya diperuntukan sesuai asal usul dan kewenangan lokal bersekala Desa pengunaanya bersifat open menu dengan prioritas pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa melalui pembangunan infrastruktur dasar yang di lebih di butuhkan Desa (*).

Sumber Berita : Koran Jagad Pos

Desa Wonorejo Budidayakan Sapi Limosin

MEJAYAN - Sapi limosin adalah jenis sapi yang bentuknya sangat besar dan harga sapi ini jauh lebih mahal dari pada harga sapi biasa. Ciri-ciri sapi limosin adalah tinggi sapi mencapai 1,5 meter, mempunyai bulu yang sangat tebal dan menutupi seluruh tubuhnya, mempunyai warna mulai dari kuning hingga merah keemasaan, tanduknya berwarna cerah, bobot sapi betina bisa mencapai 575 kg sedangkan sapi jantan dewasa bisa mencapai 1100 kg. keistimewaan sapi limosin dengan sapi lokal adalah proses dari pertumbuhan yang lebih cepat lalu bentuk ukuran dan berat juga jauh lebih tinggi. Selain itu sapi ini memiliki kwalitas yang dinilai lebih bagus sehingga membuat daging sapi ini lebih enak dijadikan sebagai makanan. Maka tidak mengherankan sapi ini harganya jauh lebih tinggi dan mahal serta jenis sapi ini tahan terhadap serangan berbagai penyakit.

Seperti contoh peternak Bapak Sudarno yang ada di Desa Wonorejo Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun. Beliau beternak sapi limosin sudah cukup lama dan di bantu oleh Dinas terkait beliau sekarang sudah menjadi peternak yang besar.

Pada mulanya Bapak Sudarno tidak tahu bagaimana cara membudi dayakan sapi limosin tetapi berkat ketekunnya beliau selalu belajar dan belajar dari mengolah pakan sampai sapi siap di jual. Mengolah pakan sendiri bisa membuat sapi ternaknya gemuk lebih cepat. Bapak Sudarno juga belajar bagaimana melakukan inseminasi buatan alias perangsang buatan agar sapi – sapi ternaknya bisa berkembang biak secara berkala.

Di sekitar kandang beliau menanam berbagai jenis rumput dan tanaman lainnya yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakan.

“ Pakan nggak perlu beli Mas karena saya sudah menanam sendiri rumput gajah, pohon residi dan pohon kalindra dengan luas sekitar 1 /2 hektar dan ini nantinya buat makanan sapi – sapi saya “ Tutur Bapak Sudarno Kepada wartawan metro jatim.

Dalam memberikan pakan tidak setiap hari sapi – sapi peliharaannya di berikan pakan yang sama karena disini banyak jenis rumput dan pohon – pohonan jadi hari ini makan apa, besuk makan apa sudah ada jadwalnya “ sambung beliau.

Tidak lupa kebersihan kandang juga di jaga agar sapi – sapi tetap sehat dan tidak berpenyakit. Dengan cara ini sapi – sapi peliharaan Bapak Sudarno bisa tumbuh hingga mencapai bobot 700 kg dalam kurun waktu 2 tahun.

“ kalau sudah bobot 700 kg dijual harganya bisa mencapai 20 juta “ lengkapnya Bapak Sudarno ini cukup terampil, beliau sudah menjadwalkan secara berkala inseminasi buatan sehingga setiap jangka waktu tertentu aka ada sapi. Sapi baru yang dilahirkan dengan demikian Bapak Sudarno bisa menjaga jumlah populasi sapinya tetap ideal dan memperoleh pendapatan rutin dari hasil beternak sapi.

“Alhamdulilah dulu kalau mau menyekolahkan anak berat sekali sekarang nggak ada halangannya karena ada pemasukan dari beternak sapi “. Ungkap beliau biasanya inseminasi buatan dilakukan 3 bulanan setelah sapi betina melahirkan dengan lama masa mengandung kurang lebih 9 bulan. Umumnya dalam sekali melahirkan bisa menghasilkan 1 – 2 ekor anak sapi. Saat ini Bapak Sudarno memiliki 2 ekor sapi jantan dan 7 ekor sapi betina artinya dalam kurunan waktu 12 bulan ada 7 – 14 ekor anak sapi yang dilahirkan di kandungan ini.

Menyinggung soal modal awal berternak sapi ini Bapak Sudarno pinjam koperasi yang digunakan untuk membangun kandang dan membeli sapi betina 1 ekor dan jantan 1 ekor. Saya inventasi 1 kali saja di koperasi mas dan selebihnya pengeluaran nggak banyak karena saya sudah menanam rumput dan pohon – pohonan sendiri dan bisa tumbuh terus asal cukup air, pupuknya bisa dari kotoran sapi itu sendiri, untuk inseminasi buatan paling saya bayar mantri, itu bayar sekali sampai si sapi bunting ( hamil ) “ ujar Bapak Sudarno.

Pemerintah Desa Wonorejo Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun sendiri sangat berperan aktif dalam menangani peternak – peternak di desanya. Contohnya pembuatan pengajuan – pengajuan proposal di tingkat daerah, provinsi, dan pusat selalu dilakukan meskipun sampai sekarang belum ada jawabnya. Bapak Budi Sartono selaku kepala Desa Wonorejo saat dikonfirmasi mengatakan “ kalau bicara masalah pemeliharaan sapi peternak kita ahli mas padahal mereka tidak kuliah peternakan tetapi bisa beternak sapi seperti ini, bisa berkembang biak, dan bisa tumbuh gemuk jadi asal pemerintah pusat terutama pemerintah kabupaten Madiun serius memberikan dukungan material dan moril peternak kita bisa maju dan nggak perlu mengandalkan sapi impor .“ ( * ). 

Sumber Berita : Metro Jatim

Desa Duren Manfaatkan Dana Desa Untuk Pembangunan Infrastruktur

PILANGKENCENG – Desa Duren, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun memanfaatkan anggaran yang bersumber dari Dana Desa untuk pembangunan infrastruktur, hal tersebut sesuai dengan intruksi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar, untuk memprioritaskan pembangunan infrastruktur dalam penggunaan dana desa.

Kepala Desa Duren, Kecamatan Pilangkenceng, Sujadi menjelaskan, untuk Dana Desa tahap pertama di desanya telah dipergunakan untuk pembangunan jalan dan jembatan di empat titik yang ada di wilayahnya.

Empat titik tersebut diantaranya, rabat jalan poros desa yang ada di RT. 02, RW. 01 Dusun Duren I dengan anggaran sebesar Rp. 145 juta, makadam jalan menuju akses persawahan yang berlokasi di RT. 07, RW. 01 Dusun Duren I dengan anggaran sebesar Rp. 60 juta, makadam jalan yang berlokasi di Dusun Karang Tengah dengan anggaran sebesar Rp. 100 juta dan pembangunan jembatan yang ada di RT. 22, RW. 01, Dusun Kutukan dengan anggaran sebesar Rp. 170 juta.

“ Ini sesuai usulan masyarakat Desa Duren yang sudah di setujui bersama, dan dituangkan dalam APBDes,” Jelas Kepala Desa Duren, Sujadi, Jum'at (5/8/2016).

Sementara proses pembangunan infrastruktur desa di empat titik tersebut dikerjakan secara swakelola, dengan mengambil tenaga kerja dari penduduk Desa setempat. Karena hal tersebut, menurut Sujadi, akan memberi nilai tambah penghasilan harian bagi masyarakat Desa Duren, karena dilibatkan bekerja.

“ Hal tersebut untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi desa, mengurangi angka kemiskinan, dan menyerap tenaga kerja dari masyarakat Desa Duren, “ Ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan, hingga saat ini semua program yang bersumber dari anggaran Alokasi Dana Desa (ADD) maupun yang bersumber dari Dana Desa (DD), untuk semua program sudah dilaksanakan sesuai petunjuk dan aturan yang ada.

“ Yang jelas dengan adanya Undang – Undang Desa, bisa meningkatkan pembangunan insfratruktur di desa, selain itu, bisa memperkuat pertumbuhan ekonomi desa, mengurangi angka kemiskinan, dan menyerap tenaga kerja, “ Pungkasnya. (*).
Sumber Berita : Jatim Pos