GEGER - Hampir di setiap tempat keramaian yang ada di
Kabupaten/Kota Madiung Jawa Timurg pasti ada yang menjual telur dadar puyuh
ataupun rebus. Bahkan di Alon-Alon Kota Madiun, setiap malam, penjual dadar
maupun telur puyuh rebus, menjadi 'jujugan' anak-anak maupun orang dewasa.
Selain aman dikosumsi, telur puyuh
mempunyai protein dan vitamin yang tinggi. Terutama dalam kandungan telur yang
berwarna kuning. Selain itu, cara memasaknya maupun penyajiannya, bebas dari
bahan pengawet. Karena telur puyuh yang sudah didadar maupun direbus, biasanya
langsung dikonsumsi.
Namun tak banyak masyarakat
Kota/Kabupaten Madiun yang tahu, jika telur puyuh yang mereka makan, adalah
hasil peternakan dari peternak burung puyuh di Desa/Kecamatan Geger Kabupaten
Madiun. Sebuah desa yang berada sekitar 10 kilometer arah selatan Kota Madiun.
Karena dari tiga dusun yang ada di Desa Geger yakni Dusun Mlaten, Tumpang dan
Geger, hampir semua penduduknya mempunyai peternakan burung puyuh.
Menurut peternak burung puyuh asal
Dusun Geger, Choiri, dari hasil ternak puyuh sebanyak 4000 ekor, tiap bulan ia
bisa mengantongi keuntungan antara 3-4 juta. Sedangkan harga telur burung, tiap
butir dibeli tengkulak seharga Rp.215.
"Kami tinggal merawat dan
memberi makan saja. Kalau pemasarannya gampang. Karena satu minggu sekali ada
tengkulak yang datang membeli. Kalau puyuh yang sudah tidak produktif, juga
laku kami jual. Biasanya setelah satu tahun, kita ganti dengan yang baru,"
terang Choiri, kepada wartawan, Kamis 23 Juni 2016.
Kepala Desa Geger, Samsudin,
mengatakan, pihak Pemerintah Desa selalu memberikan pendampingan terhadap
warganya yang mempunyai peternakan burung puyuh. Ini dikarenakan, burung puyuh
sangat rentan terhadap penyakit. Apalagi saat terjadi anomali cuaca. Karena
burung puyuh dikenal sebagai jenis unggas yang sensitif.
"Kita selalu memberikan
pendampingan agar peternak sukses. Kita juga berusaha mencarikan bantuan modal
agar para peternak bisa lebih berkembang usahanya. Kalau rakyatnya makmur,
pemerintah desa juga ikut senang," kata Kepala Desa/Kecamatan Geger,
Kabupaten Madiun, Samsudin, kepada wartawan, Kamis 23 Juni 2016.
Samsudin juga berharap, pada saatnya
nanti, Desa Geger menjadi sentra komoditi telur puyuh di wilayah Madiun.
"Kalau dikembangkan dalam hal produksi, apalagi kalau sudah mendapat
bantuan modal, bukan tidak mungkin Desa Geger nantinya menjadi sentra komoditi
telur di wilayah Madiun. Bukan hanya di Madiun bagian selatan saja," pungkasnya.
(*)
Sumber Berita : Radar Bangsa
0 komentar:
Post a Comment