WONOASRI -
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau
beberapa bahan yang menggunakan beberapa jenis kapang seperti kapang roti.
Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai “ Ragi Tempe “. Kapang yang
tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa komplek menjadi senyawa
sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan,
kalsium, vitamin B, dan zat besi, berbagai macam kandungan dalam tempe
mempunyai nilai obat, seperti antibiotic untuk menyembuhkan infeksi dan
antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
Contoh “ Home Industry “ yang ada di Desa
Plumpungrejo Kecamatan Wonoasri Kabupaten Madiun tersebut memproduksi tempe dan
dimiliki oleh pengusaha yang bernama Ibu Supraptiningsih. Usaha yang
dijalaninya turun temurun dari nenek moyang mereka menarik
perhatian kami untuk menggali informasi dari pengusaha tersebut Supraptiningsih
memilih usaha tempe ini karena berkat ketrampilannya dalam membuat tempe.
Beliau diajarkan oleh ayah dan ibunya.
Bahan-bahan dibutuhkan untuk membuat tempe pada
usaha yang dijalankan oleh pengusaha tersebut tidak terlalu banyak, seperti
kacang kedelai, air dan ragi. Sementara alat-alat yang dibutuhkan cukup banyak
yaitu kayu bakar, drum minyak untuk tempat merebus, daun pisang, ada juga kajang
kerey untuk tempat tempe saat didiamkan, alat penyaring, alat penggiling dan
tong plastic yang berukuran besar untuk mewadahi kacang kedelai. Bagi termasuk
bahan-bahan yang diperlukan dan sangat penting sekali karena berguna untuk
mengembangkan jamur. Sedangkan cara pembuatan tempe sangat sederhana tetapi
membutuhkan waktu cukup panjang yaitu sekitar 3 hari. Waktu proses ini
berlangsung dari sebelum sampai sesudah menjadi tempe yang siap untuk dipasarkan.
Proses pembuatan tempe diawali dengan merebus kacang kedelai kurang lebih
selama 2 jam setelah itu direndam selama 12 jam pada malam hari. Esok harinya
kacang kedelai tersebut digiling lalu dicuci sampai bersih, kemudian diberi
ragi, ditiriskan dan dilanjutkan dengan dibuat atau dicetak menjadi tempe.
Setelah itu didiamkan selama 2 hari 2 malam dan keesokan paginya siap dijual.
Cara penjualan pengusaha tempe ini tergantung dari
ukurannya. Misalnya tempe yang berukuran 3x5 cm seharga Rp.500,- dalam sehari
kacang kedelai yang dibutuhkan usaha beliau yaitu 5 kg. untuk pembuatan tempe dan
modal yang dikeluarkan dalam sehari membutuhkan uang sebesar Rp. 100.000,-
untuk membeli bahan-bahan seperti kacang kedelai, ragi, dan daun pisang
sedangkan keuntungan yang di dapat berkisar 50-100 ribu rupiah tergantung dari
sepi dan tidaknya pemasaran.
Ibu pengusaha tempe ini memasarkan hasil produksinya
kepasar tradisional yang ada didesa tersebut, diwarung-warung, serta dirumahnya
sendiri.
Kepala Desa Plumpungrejo Kecamatan Wonoasri
Kabupaten Madiun Bapak Agus Sriyono saat dikonfirmasi mengatakan “ Karena modal
kecil dan pemasaran tempe juga sulit maka pengusaha-pengusaha tempe tradisional
disini hanya bisa bertahan dilingkungannya sendiri makanya saya minta peran
serta dinas terkait agar bisa membantu pengusaha-pengusaha tempe tersebut agar bisa
berkembang keluar desa kami dan usaha turun-temurun dari nenek moyang tidak
akan musnah”. ( *).
Ket. Foto : Gbr.
1 - Ibu Suprartiningsih Pengusaha Tempe Tradisional, Gbr. 2 - Kepala Desa Plumpungrejo Kec. Wonoasri Kab. Madiun, AGUS SRIYONO
Sumber Berita
: Koran Metro Jatim
0 komentar:
Post a Comment