Desa Candimulya Alokasikan DD Untuk Pembangunan Infrastruktur

FORUM JURNALIS MADIUN, DOLOPO - Agar mobilitas warga lancar sehingga bisa mendongkrak perekonomian lokal, Desa Candimulya, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun menggunakan Dana Desa (DD) untuk pembangunan infrastruktur jalan yang sudah rusak.....

BUMDes Desa Tambakmas Berdayakan Masyarakat Melalui Unit Usaha Cor Beton

FORUM JURNALIS MADIUN, KEBONSARI - Desa Tambakmas, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun merupakan desa yang menonjol dibidang pertanian dan holtikultura.......

Desa Mejayan Pembangunan Untuk Kesejahteraan Warga

FORUM JURNALIS MADIUN, MEJAYAN - Sebagai jantung Ibu Kota Kabupaten Madiun, desa Mejayan, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun dalam melaksanakan pembangunan desa .....

BUDIDAYA BIBIT IKAN GURAMI DI DESA SIDOREJO KECAMATAN KEBONSARI KABUPATEN MADIUN

FORUM JURNALIS MADIUN, KEBONSARI - Ikan Gurami merupakan ikan asli Indonesia dan berasal dari perairan daerah Jawa Barat. Ikan ini merupakan salah satu komuditi perikanan air tawar yang cukup tinggi .....

PETANI CENGKEH DI DESA TILENG BUTUH CAMPUR TANGAN PEMKAB MADIUN

FORUM JURNALIS MADIUN, DAGANGAN - Tanaman cengkeh merupakan tanaman asli Indonesia, tanaman ini tumbuh subur di daerah pegunungan dan dataran rendah yang banyak curah hujannya .....

Sunday 26 June 2016

Jurnalis Independen Madiun Bagikan 1000 Nasi Kotak

MADIUN – Puluhan Wartawan di Kota dan Kabupaten Madiun , baik dari media cetak, elektronik dan online yang tergabung dalam Jurnalis Independen Madiun (JIM) membagikan 1000 nasi kotak kepada masyarakat kurang mampu dan beberapa Yayasan Panti Asuhan yang ada di Kabupatan Madiun dan Kota Madiun, Minggu (26/6/2016).
Untuk wilayah Kota Madiun nasi kotak dibagikan di berbagai titik, diantaranya proliman jl. Diponegoro, Pasar Besar Kota Madiun (PBM), Pasar Sleko dan Panti Asuhan Misfalah 51 di Jalan Ki Ageng Selo serta Yayasan Al Fattah yang berada di Jalan Dadali Kota Madiun.
Sementara wilayah Kabupaten Madiun di bagikan di Panti Asuhan Siti Hajar Desa Buduran Kecamatan Wonoasri, Ponpes Nailul Muna Desa Kaligunting Kecamatan Mejayan , Ruang Taman Hijau (RTH) Caruban, depan Pasar Pagotan dan Pasar Dolopo.
“ Aksi sosial pembagian 1000 nasi kotak di bulan Ramadhan 1437 H ini sebagai wujud kepedulian wartawan kepada sesama,  terutama bagi warga yang kurang mampu dan membutuhkan. Baik itu fakir miskin, anak yatim piatu, tukang becak, tukang parkir bahkan para pengendara sebagai bekal untuk berbuka puasa, “ Jelas Ito, salah satu panitia Gerakan 1000 Nasi Kotak.
Lebih lanjut dikatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan oleh dua organisasi Wartawan di Madiun, yaitu Forum Wartawan Madiun (FWM) yang mayoritas adalah jurnalis media harian dan media nasional dan Forum Jurnalis Madiun (FJM) yang mayoritas adalah media mingguan yang aktif di medianya masing-masing.
Sementara untuk kegiatan gerakan 1000 nasi kotak  Ramadhan 1437 H/2016 M ini baik dari FWM maupun FJM bersatu dengan menamakan dirinya sebagai Jurnalis Independen Madiun (JIM).
“ Atas nama panitia dan seluruh anggota Jurnalis Independen Madiun mengucapkan Terima Kasih kepada para donatur yang telah membantu terlaksananya Gerakan 1000 Nasi Kotak ini, semoga kegiatan ini menjadi amal baik kita semua,” Pungkasnya. (*).

Thursday 9 June 2016

Dari Bank Sampah Hingga Merubah Rupiah

DOLOPO -  Meski sampah dipandang hanya sebelah mata, namun ditangan Ibu- ibu PKK Desa Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun sampah bisa dijadikan kerajinan tangan yang nilai harganya cukup tinggi. Pasalnya warga Desa Candimulyo dan Ibu PKK desa setempat membuat kerajinan tangan yang bahannya dari sampah bekas seperti; Plastik, Botol air mineral, Gelas plastik, Kertas, Kardus dan sampah kering yang mereka kumpulkan lewat kelompok bank sampah Srikandi .

Para ibu-ibu PKK kelompok bank sampah Srikandi ini membuat kerajin sampah bekas untuk dijadikan kerajinan daur ulang seperti Tempat tisu, Tempat gelas air mineral, Pas bunga dari plastik , Tas dan lainya, Ungkap Kepala Desa Candimulyo Elya Widiawati. 
Lebih lanjut dikatakan Elya ( Nama panggilan Kades Candimulyo ), Bahwa Desa Candimulyo yang mempunyai wilayah lima Dusun ; Dusun Krajan, Dusun Sidowayah, Dusun Jatirejo, Dusun Ngendel dan Dusun Bulu. Hal ini yang membuat beberapa potensi Desa yang sangat baik. Selain penghasil Batu merah, Batik Tulis khas desa Candimulyo yang dijadikan seragam oleh Kepala Desa dan Perangkat Desa se-Kecamatan Dolopo , Desa Candimulyo mempunyai potensi Desa yang lain yaitu Bank sampah yang dibuat daur ulang yang nilai jualnya sangat tinggi sampai 80 ribu hingga 100 ribuan rupiah. Dan untuk pemasarannya sudah dipesan oleh warga atau banyak dipesan oleh warga desa sekitarnya.
Para Ibu-ibu PKK Desa Candimulyo yang dulunya dapat pelatihan ketrampilan dari Kantor Lingkungan Hidup ( KLH ) Kabupaten Madiun. Dan sekarang hasil dari kerajinan Bank sampah sudah bisa dirasakan oleh para Ibu-ibu PKK Desa Candimulyo untuk membantu menambah penghasilan rumah tangga mereka.’’ Pungkasnya . ( * )
Sumber Berita : Berita Lensa

Pande Besi Sebagai Ikon Desa Banyukambang

WONOASRI - Desa Banyukambang , Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun yang mempunyai luas Desa 158,12 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 1.720 jiwa yang terbagi dalam 3 Dusun, Dusun Banyukambang 1, Dusun Banyukambang 2 dan Dusun Pandusit. Letak geografis Desa Banyukambang berbatasan dengan sebelah Timur Desa Wonoasri dan Desa Sidomulyo, Sebelah Selatan Desa Jatirejo, Sebelah Barat Desa Gading dan sebelah Utara Desa Sumber Bening.

Mayoritas penduduk Desa Banyukambang atau 70 persen penduduk desa bekerja di sektor pertanian, Sehingga Desa Banyukambang ini sangat mendukung untuk menjadikan Pande besi sebagai potensi desa mereka. Salah satunya pande besi milik Paijo 68 tahun Rt 04 yang berada di Dusun Banyukambang 1 ini. 
Kepala Desa Banyukambang, Kecamatan Wonoasri Tukiran menjelaskan, Bahwa potensi desa Banmyukambang selain Pande besi ada beberapa potensi desa lainya seperti ketrampilan menjahit dan produk jamu gendong. Namun potensi desa yang lebih terkenal adalah pande besi. Dalam sehari-hari pande besi milik paijo mampu membuat alat-alat pertanian seperti, Cangkul, Sabit, Ganco dan masih banyak lagi. Pande besi di Desa Banyukambang dimulai sejak tahun 1978. 
Lebih lanjut Kepala Desa Banyukambang Tukiran, Bahwa untuk bahan baku dari pembuatan alat-alat pertanian adalah dari pir dan plat besi. Alat-alat pertanian yang dihasilkan dari desa Banyukambang seperti Sabit, Cangkul dan Ganco ini mempunyai ciri khas atau ditandai sesuatu pada bagian alat itu.
Harapan Kepala Desa Banyukambang Tukiran, Untuk potensi Desa yang berada didesanya agar dapat membantu meningkatkan pendapatan pada warganya, Sehingga untuk mendorong kegiatan penduduk Desa Banyukambang tetap kondusif.’’ [ * ]
Sumber Berita : Berita Lensa

Wednesday 8 June 2016

Wisata Air Terjun Ndenu Dan Air Terjun Banyu Lawe Sebagai Ikon Wisata Desa Kepel


KARE - Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun yang letak geografis didaerah pegunungan, ketinggian Desa Kepel kurang lebih 600 m – 800 m dari permukaan air laut. Luas wilayah Desa Kepel 1.018,818 Ha yang terbagi 4 Dusun, Dusun Giringan, Dusun Kepel, Dusun Dowo dan Dusun Gligi. Dengan batas wilayah Desa Kepel meliputi sebelah Utara Desa Kuwiran, Sebelah Timur Desa Kare, sebelah barat Desa Bodag dan Desa Bolo, dan  sebelah selatan Kabupaten Ponorogo. Jumlah penduduk Desa Kepel mencapai 2.680 jiwa, 80 persen penduduk desa Kepel diantaranya bekerja disektor pertanian dan perkebunan.
Dengan letak geografis yang menguntungkan Desa Kepel sehingga dapat mendukung untuk dijadikan Desa sebagai desa wisata, Desa Kepel mempunyai 2 tempat wisata alam yaitu; Wisata alam air terjun Ndenu dan air terjun Banyu Lawe yang dijadikan Icon desa. Dan Desa Kepel sebagai salah satu desa yang masuk dalam Asosiasi Desa Wisata ( ASIDEWI ) Propinsi Jawa Timur.
Kepala Desa Kepel Sungkono mengatakan, Bahwa Potensi wisata alam desa Kepel sangat bagus dan indah, Dengan adanya 2 wisata alam air terjun yang dimiliki desa Kepel membuat antimo masyarakat yang berkunjung ke lokasi Air terjun Ndenu dan air terjun Banyu Lawe sangat tinggi. Dibandingkan tempat wisata yang dikunjungi di Jogjakarta pada waktu study banding bersama Dinas Pariwisata kemarin Desa Kepel tidak kalah keindahan alamnya dengan desa lain.
Lebih lanjut dikatakan Kades Kepel Sungkono, Bahwa rencana kedepannya tempat wisata air terjun Ndenu dan air terjun Banyu Lawe Desa kepel tidak hanya dijadikan wisata educaty saja, Tetapi bisa dijadikan tempat wisata Agro. Karena di Desa Kepel banyak potensi dari hasil perkebunan seperti Cengkeh, buah Alpokat, Durian, Manggis, Rambutan dan hasil porang.
Selain itu Desa Kepel juga mempunyai produk unggulan olahan makanan seperti Kripik Porang, Gadung, Lempeng Beras dan Tempe Keripik dan lainnya.’’ Pungkasnya. ( *
Sumber Berita : Berita Lensa

Desa Blabakan Madiun, Andalkan Sektor Pertanian Untuk Kemakmuran Masyarakat

MEJAYAN - Seluas mata memandang, tampak sangat jelas pemandangan yang “Ijo Royo-Royo” hamparan tanaman padi yang menggambarkan akan kesuburan tanah dan kemakmuran masyarakatnya. Itulah pemandangan di Desa Blabakan Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Sebuah desa yang tak jauh dari Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Madiun.
Menurut Kepala Desa Blabakan, Agus Prastya Edi, pemandangan hamparan tananam padi yang subur itu tidak lepas dari keuletan masyarakat setempat dalam mengolah lahan pertanian. Karena memang, mayoritas warga Desa Blabakan adalah petani. Di desa yang dihuni oleh 560 Kepala Keluarga (KK) ini, mempunyai lahan pertanian seluas 94,230 hektar. Jika ditanami padi, bisa menghasilkan panen sebanyak tiga kali dalam satu tahun.
“Kami juga punya lahan sekitar 30 hektar di kawasan Beran (lahan tadah hujan). Kalau yang di kawasan Beran, satu tahun bisa panen dua kali. Tak hanya itu. Masyarakat juga punya lahan sekitar 60 hektar yang dikelola LMDH atas kerjasama dengan Perhutani. Di lahan LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan), masyarakat bisa menanam jagung, kacang dan ketela. Masyarakat sini makmur karena keuletannya dalam bertani,” terang Kepala Desa Blabakan, Agus Prastya Edi.
Suburnya lahan pertanian di desanya, lanjutnya, tak lepas dari peran pemerintah daerah dan pusat yang memberikan bantuan berupa sumur Sible dan P2T. Saat ini, di Desa Blabakan terdapat empat sumur untuk mengairi sawah milik penduduk. Yakni dua sumur Sible dan dua sumur P2T.
“Kami mengucapkan terima kasih terhadap pemerintah daerah dan pusat yang telah memberikan bantuan berupa sumur Sible dan P2T. Empat sumur ini, sangat membantu warga dalam mengairi sawahnya,” lanjut Edi.
Keuletan warga Desa Blabakan dalam mengolah tanah, tak hanya pada tanah ‘jadi’ saja. Pasalnya, masyarakat setempat juga ulet dalam mengolah tanah bekas galian C yang ‘disulap’ menjadi lahan subur. Yakni dengan cara meratakan tanahnya. Di bekas galian C, jika ditanami padi mampu panen sebanyak dua kali dalam satu tahun.
“Kalau yang bekas galian C itu, luasnya sekitar 10 hektar. Jadi tanahnya diratakan dulu, baru ditanami padi. Inilah hebatnya masyarakat sini dalam mengolah tanah untuk lahan pertanian. Khan pak Presiden juga bilang, Indonesia harus swasembada pangan,” pungkas Agus.
Sedangkan yang menjadi harapan masyarakat Desa Blabakan saat ini, agar pemerintah kembali memberikan bantuan berupa sumur Sible. Karena dengan luas lahan pertanian yang mencapai hampir 100 hektar,  dengan adanya empat sumur, dirasa masih kurang. (*).
Sumber Berita : Beritalima.com

Tuesday 7 June 2016

Tradisi Gotong Royong Masih Melekat Di Desa Blimbing

DOLOPO - Tradisi gotong royong pada masyarakat Desa Blimbing Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun Jawa Timur masih melekat karena masyarakat masih antosias dengan semangat kerja bersama-sama,semangat kebersamaan warisan leluhur menjadikan gotong royong senantiasa terpatri di sanubari warga Desa Blimbing.
Kalau selama ini budaya gotong royong antar Desa sudah mulai jarang di lakukan,lain halya dengan Desa Blimbing,sejak dahulu antara pemerintah Desa dengan warganya  rutin bergotong royong,bahkan pemerintah Desa Blimbing memprogramkan kegiatan gotong royong itu rutin di lakukan setiap satu bulan dua kali.
Menurut Kepala Desa Blimbing Slamet saat di komfirmasi mengatakan,” antosias warga kami dalam kegiatan gotong royong terlebih untuk kepentingan umum sangat antosias,seperti contoh pengeprasan jalan di Dusun Pakis Saji,pembangunan Masjid dan RTLH di Dusun Duren Pemerintah Desa menyediakan material dan masyarakat gotong royong swadaya tenaga,”jelasnya.
Kades Slamet menambahkan begitu juga pembangunan masjid  di bantu TNI AU 15 personel dan RTLH  di Dusun Duren di bantu personil TNI AU 15 personil serta pengeprasan jalan di Dusun Pakis saji di bantu TNI AU 45 personelselama lima hari.
Lebih lanjut Kades Slamet mengatakan ,”ini untuk uji coba katanya Danlanud TNI AU kedepan Desa Blimbing di bantu lagi karena masyarakat antosias,gotong royong bersih-bersih lingkungan satu bulan dua kali rutin,Alhamdulillah RTLH Desa Blimbing sudah habis,”jelas KadesSlamet.
Salah seorang warga mengaku senang dengan kegiatan gotong royong satu bulan dua kali,momentum ini biasanya di manfaatkan warga untuk membangun silahturohmi antar warga Desa.
Semangat gotong royong masih melekat erat pada masyarakat Desa Blimbing yang merupakan salah satu Desa yang di lereng gunung wilis (*)

Masyarakat Desa Blimbing saat Gotong Royong membersihkan jalan lingkungan desa
Sumber Berita : Jagad Pos