WONOASRI - Di Kabupaten Madiun, Jawa Timur rasanya kurang
lengkap jika tidak mencicipi makanan tradisional khas Daerah Kabupaten Madiun yaitu
Brem. Produk unggulan di Kabupaten Madiun
adalah brem, siapa yang tak kenal dengan brem, makanan yang terbuat dari ketan putih
yang di fermentasi itu sudah jadi oleh-oleh khas Kabupaten Madiun.
Sementara Industri brem
di Kabupaten Madiun terletak di Desa Bancong Kecamatan Wonoasri Kabupaten Madiun
yang terletak tidak jauh dari pusat Pemerintah
Kabupaten Madiun.
Kepala Desa Bancong, Ibnu
Sujono mengungkapkan perajin brem saat ini masih aktif memproduksi brem dari generasi
ke generasi. Desa Bancong ada enam, antara lain Pak Kodin, Pak H.Istamaji, Pak Sujoko,
Pak Sadimin dan Pak Marjuli,” brem ini adalah warisan nenek moyang yang
dampaknya luar biasa terhadap ekonomi masyarakat Desa Bancong, tapi tidak semua
orang bisa membuat perajin industry brem, seperti ada mitosnya, misalkan main
perempuan bisa hancur usaha bremnya, harus lurus (lugu) tidak neko-neko,”
terangnya.
Ibnu Sujono berharap ingin
menjadikan brem Desa Bancong go internasional,
jika ingin industry brem terus berkembang juga kwalitas rasa di jaga, meski di
akui hal itu tidak mudah, namun Kepala Desa Bancong Ibnu Sujono optimis hal itu
bisa di lakukan . “ Alhamdulillah perajin industry brem Sujoko kemarin dapat bantuan
dari Disperindagkopar Kabupaten Madiun ya itu mesin open dan plipitan, kedepan bisa
di manfaatkan dan dapat meningkatkan produk bremnya,”pungkas Ibnu Sujono.
Sujoko pengusaha industry
brem Desa Bancong mengatakan brem adalah makanan yang berasal dari ketanputih di masak dan di keringkan, merupakan hasil fermentasi
ketan yang di ambil sarinya saja, yang kemudian di endapkan dalam waktu sekitar
sehari semalam, sesansi makan itu muncul ketika makanan di masukan kedalam mulut
akan langsung cair dan lenyap meninggalkan rasa di lidah, brem di kemas dalam bentuk
lepengan agak kekeringan rata-rata berukuran kurang lebih 15 cm x 5x 0,5 cm
untuk memaksimalkan kini di kemas berbagai rasa seperti strobery, melon, cokelat,
jeruk, orisinil dan duren dengan di kerjakan 7 hari fermentasi.
” ini proses
pembuatan brem natural, untuk rasa buah, setelah sari tape di endap dari penggodokan
di masukan mixer untuk proses pencapuran dengan di adoni rasa sesuai yang di inginkan,
misalkan brem rasa coklat yang sari tape itu di beri perasa,” ungkap Sujoko.(*)
Ket. Foto : Kepala Desa Bancong, Ibnu Sujono dan Sekdes
Bancong, AzisRomli beserta pekerja perajin industry brem
Sumber Berita : Jagad Pos
0 komentar:
Post a Comment