Thursday, 2 June 2016

Produksi Brem Desa Bancong Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

WONOASRI - Di Kabupaten Madiun, Jawa Timur rasanya kurang lengkap jika tidak mencicipi makanan tradisional khas Daerah Kabupaten Madiun yaitu Brem. Produk unggulan   di Kabupaten Madiun adalah brem, siapa yang tak kenal dengan brem, makanan yang terbuat dari ketan putih yang di fermentasi itu sudah jadi oleh-oleh khas Kabupaten Madiun.
Sementara Industri brem di Kabupaten Madiun terletak di Desa Bancong Kecamatan Wonoasri Kabupaten Madiun yang  terletak tidak jauh dari pusat Pemerintah Kabupaten Madiun.
Kepala Desa Bancong, Ibnu Sujono mengungkapkan perajin brem saat ini masih aktif memproduksi brem dari generasi ke generasi. Desa Bancong ada enam, antara lain Pak Kodin, Pak H.Istamaji, Pak Sujoko, Pak Sadimin dan Pak Marjuli,” brem ini adalah warisan nenek moyang yang dampaknya luar biasa terhadap ekonomi masyarakat Desa Bancong, tapi tidak semua orang bisa membuat perajin industry brem, seperti ada mitosnya, misalkan main perempuan bisa hancur usaha bremnya, harus lurus (lugu) tidak neko-neko,” terangnya.
Ibnu Sujono berharap ingin menjadikan brem Desa Bancong  go internasional, jika ingin industry brem terus berkembang juga kwalitas rasa di jaga, meski di akui hal itu tidak mudah, namun Kepala Desa Bancong Ibnu Sujono optimis hal itu bisa di lakukan . “ Alhamdulillah perajin industry brem Sujoko kemarin dapat bantuan dari Disperindagkopar Kabupaten Madiun ya itu mesin open dan plipitan, kedepan bisa di manfaatkan dan dapat meningkatkan produk bremnya,”pungkas Ibnu Sujono.
Sujoko pengusaha industry brem Desa Bancong mengatakan brem adalah makanan yang berasal dari ketanputih  di masak dan di keringkan, merupakan hasil fermentasi ketan yang di ambil sarinya saja, yang kemudian di endapkan dalam waktu sekitar sehari semalam, sesansi makan itu muncul ketika makanan di masukan kedalam mulut akan langsung cair dan lenyap meninggalkan rasa di lidah, brem di kemas dalam bentuk lepengan agak kekeringan rata-rata berukuran kurang lebih 15 cm x 5x 0,5 cm untuk memaksimalkan kini di kemas berbagai rasa seperti strobery, melon, cokelat, jeruk, orisinil dan duren dengan di kerjakan 7 hari fermentasi.
” ini proses pembuatan brem natural, untuk rasa buah, setelah sari tape di endap dari penggodokan di masukan mixer untuk proses pencapuran dengan di adoni rasa sesuai yang di inginkan, misalkan brem rasa coklat yang sari tape itu di beri perasa,” ungkap Sujoko.(*)
Ket. Foto : Kepala Desa Bancong, Ibnu Sujono dan Sekdes Bancong, AzisRomli beserta pekerja perajin industry brem
Sumber Berita : Jagad Pos                                                   


0 komentar:

Post a Comment