Tuesday, 8 August 2017

DESA BANJAREJO ANTARA PELUANG DAN HARAPAN, JAMU PUYANG YANG MELIMPAH

JAMU PUYANG YANG MELIMPAH
Kepala Desa Banjarejo, Agus Setya Budi (kanan) menunjukkan produksi jamu puyang di Desanya
FORUM JURNALIS MADIUN, DAGANGAN - Meski tidak mudah di temui salah satu tanaman puyang(jamu) bisa di jumpai tanaman hutan tepatnya di pinggiran Desa Banjarejo Kecamatan Dagangan kabupaten Madiun Jawa Timur,yang ladang mereka rata-rata menjadi tanaman  semak dan tidak di budidayakan secara kusus.

Sudah sejak lama  puyang di gunakan  untuk berbagai bahan baku jamu tradisional,prospek  pengembangan jamu puyang bertamabah cerah sejalan dengan perkembangan industri obat moderen dan kecederungan  mengunakan obat-obatan dari alam.

Selain bahan baku puyang jamu tradisional  untuk mengusir encok dan pegal linu di Desa Banjarejo tanaman puyang tersebut melimpah, namun peluang tersebut  kurang di minati masyarakat Desa banjarejo.

Petani penghasil jamu puyang  Desa Banjarejo  Mustopa mengungkapkan  saat ini  sedang seningrah harga jamu puyang,pasalnya  tanaman puyang saat ini memiliki  ekonomis tinggi,” dengan bertahanya harga  jamu puyang   kalau kering per kilogram Rp 9000,- sedangkan basah per kilogramnya Rp 1300,- meski di hutan  banyak,sayang  masyarakat Desa banjarejo  engan mencari jamu puyang yang tumbuh lebat di hutan,padahal kalau di hitung dengan padi per kwintal hanya laku Rp 100.000,- sedangkan jamu puyang per kwintal laku RP 1000.000,-,” ujar Mustopa.

Di jelaskan  komoditas jamu puyang  merupakan tanaman hutan tinggal memanen,di cari di hutan banyak,itu tumbuhan  sejak lama,” kalau ngak musim panen seperti sekarang ada 4 orang di hutan mencari puyang jamu, sedangkan  kalau sehari 2 orang  bisa dapat 35 kilogram di uangkan kali  Rp 1300,- per kilogram menjadi Rp 45.500,-,” jelasnya Mustopa.

Sementara itu Kepala Desa Banjarejo  Agus Setya Budi mengatakan puyang tersebut tumbuh di hutan dan tidak perlu menanam sudah tumbuh,”sayang masyarakat Desa Banjarejo dengan potensi alam hutan yang luas tidak di manfaatkan dengan baik,padahal dari pihak Perhutani mengijinkan untuk memanen puyang tersebut untuk menambah inkam pemasukan  ekonominya,” terangnya.

Ia menjelaskan selain puyang untuk jamu ada juga porang yang tumbuh subur di lahan perhutani di sekitar Desa Banjarejo,” sayang masyarakat Desanya  kurang berminat padahal melimpah kalau di kelola dengan baik,berharap masyarakat menyadari  keberadaan  puyang yang tumbuh melimpah dan bisa mendongkrak ekonomi masyarakatnya,”ungkap Kades Agus.

Kepala Desa Banjarejo Agus setya Budi juga menambahkan  untuk RTLH(rumah tidak layak huni)  Bu Suminem RT 8,Bu Kadinem RT 8,Pak Tulus RT 8  sudah di laksanakan  dengan anggaran Rp 5 juta dan di dorong dengan swadaya tenaga,” sangat mendukung  program RTLH untuk Dusun  Gobang  sekitar 25 %  belum , Alhamdulillah ,ini berkat  kerja keras dan keiklasan tim  membantu memperbaiki dengan program RTLH” terangnya.

Menurut Agus  RTLH merupakan prioritas Pemerintah Desa banjarejo ,tujuanya untuk  mengetaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan  masyarakat,ke depan  Pemerintah Desa Banjarejo melakukan kerja sama  untu mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan  untuk DD (dana Desa) di prioritaskan fokus jalan  sawah untuk meningkatkan  ekonomi,serta memudahkan hasil panen bisa di bawa pulang ,’ kea rah sawah  pertanian  hampir 75 meter  dan kekurangan jalan baru hamper 200 meter jalan tembus,dan itu jauh dari jalan raya,” tambahnya Kades Agus.

Suminem Dusun Gobang RT 8  salah satu mendapat  RTLH(rumah tidak layak huni) mengatakan selama ini dirinya tinggal di rumahnya,setelah di perbaiki oleh Pemerintah Desa Banjarejo merasa gembira,” matur suwun Mbah Lurah,griyo kulo sampun di dandosi ( terima kasih Pak Kades,rumahnya sudah di perbaiki) ,” ungkapnya dengan iklas. (*)

Sumber Berita ; Jagad Pos

0 komentar:

Post a Comment