KEBONSARI
- Sekitar 15 kilometer arah selatan Kota Madiun,
Jawa Timur, ada sebuah desa bernama, Bacem. Secara administratif, Desa Bacem
yang terbagi dalam tiga dusun, yakni Bacem 1, Bacem II dan Bacem III, masuk
wilayah Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun.
Namun siapa sangka, di Desa yang
hanya mempunyai tiga dusun ini, menjadi salah satu sentra pembuatan krupuk dari
beras yang lebih dikenal dengan nama krupuk Lempeng, di wilayah Kabupaten
Madiun.
Menurut Kepala Desa Bacem, Muslikh,
krupuk Lempeng 'made in' Desa Bacem, mempunyai ciri khas tersendiri dibanding
krupuk Lempeng hasil produksi dari daerah lain. Yakni bentuknya yang lebar dan
tebal. Sedangkan disisi rasa, ada rasa khas dibanding krupuk Lempeng dari
daerah lain.
"Ini karena krupuk Lempeng dari
Bacem, terbuat dari beras dengan kwalitas tinggi. Karena itu, ada rasa khas
dibanding dari daerah lain. Pokoknya rasanya menggoda lidah. Renyah, gurih dan
bumbunya terasa," kata Kepala Desa Bacem, Muslikh, kepada wartawan.
Apa yang dikatakan oleh Muslikh,
ternyata bukan isapan jempol belaka. Terbukti, di pasar Kebonsari dan Pagotan
Kecamatan Geger Kabupaten Madiun, hampir semua penjual pracangan, menyediakan
krupuk Lempeng produksi warga Desa Bacem.
"Kalau yang ini (tebal dan
lebar), Lempeng dari Bacem, Mas. Ini yang banyak dibeli orang. Memang rasanya
enak," kata salah satu pedagang pracangan di pasar Kebonsari, Tuminah,
kepada wartawan.
Salah satu pembuat krupuk Lempeng,
Roni Rosady, mengatakan, untuk saat ini home industry-nya mampu menghasilkan
kerupuk Lempeng sekitar 35 kilogram/hari. Sedangkan pangsa pasarnya, selain di
wilayah Madiun, juga dipasarkan ke Magetan, Ponorogo (Jawa Timur) hingga
Wonigiri, Jawa Tengah.
"Saya meneruskan usaha orang
tua sejak 15 tahun yang lalu. Kalau keuntungannya, setelah dipotong gaji
karyawan, saya bisa mengantongi bersih antara 3-4 juta tiap bulan," terang
Roni Rosadi, kepada wartawan. (*)
Sumber
Berita : Radar Bangsa
0 komentar:
Post a Comment